Beralih ke Pangan Organik

Bukan hal mudah memutuskan beralih ke pangan organik sepenuhnya. Boleh jadi harganya yang relatif lebih mahal dibanding bahan pangan massal, atau pun karena tidak ingin meninggalkan makanan favorit.

Namun dengan mengkonsumsi beberapa jenis makanan organik, sebenarnya dapat meningkatkan persentase asupan sehat, tanpa harus mengubah anggaran dan daftar belanja keluarga secara drastis. Kuncinya adalah memilih produk hasil pertanian.

Menurut catatan Environmental Working Group, sayuran dan buah-buahan mempunyai berbagai variasi kandungan residu pestisida. Beberapa jenis sayuran seperti brokoli, asparagus dan bawang serta buah-buahan yang mempunyai kulit seperti alpukat, pisang dan jeruk, mengandung residu pestisida relatif lebih rendah dibanding jenis sayuran dan buah lainnya.

“Memilih makanan untuk anak pun ada strateginya,” kata Dr Alan Greene dalam buku Raising Baby Green.

Pilihan itu akan membawa dampak besar bagi seluruh keluarga.

Jika belum mampu untuk beralih sepenuhnya ke pangan organik, setidaknya memulai dengan beberapa jenis, seperti anjuran Dr Greene.

Pertama adalah memilih susu. Pada saat memilih produk susu sebenarnya turut membeli seluruh sistem kimia pertanian. Biasanya konsumen beralih ke susu organik karena menghindari antibiotik, hormon buatan, dan pestisida yang digunakan industri pengolahan susu.

Sebuah penelitian yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat menemukan kandungan residu pestisida ditemukan pada 30% sampel susu konvensional.

Sedangkan residu pestisida paling rendah terdapat pada produk organik.

Kandungan residu pestisida pada susu memang tergolong rendah dibanding jenis pangan lain, namun anak-anak umumnya meminum susu dalam jumlah banyak.

Kedua adalah memilih kentang. Beralih ke pilihan kentang organik mempunyai dampak yang baik untuk kesehatan jangka panjang. Karena kentang tergolong sayuran yang paling terkontaminasi pestisida.

Dari survei Departemen Pertanian AS 2006 diketahui bahwa 81% kentang produksi massal masih mengandung residu pestisida walaupun telah dikupas dan dicuci.

Kentang berada pada urutan pertama dari 43 sayuran dan buah yang diuji kandungan pestisidanya oleh Environmental Working Group.

Ketiga adalah kacang-kacangan. Sekira 99% ladang kacang menggunakan fungisida untuk menghalau jamur, penyakit wajib yang selalu menghinggapi tanaman itu.

Memberi anak-anak selai kacang, tahu atau tempe setiap hari ibaratnya menyertakan residu pada setiap suapan.

Keempat adalah saus tomat, yang sepertinya menjadi bumbu meja paling populer di setiap rumah tangga terutama anak-anak. Sekitar 75% konsumsi saus tomat berasal dari produk olahan seperti jus, pasta, dan saus.

Tomat sudah barang tentu diproduksi dari ladang massal yang menggunakan pestisida dan pupuk buatan untuk menghalau penyakit dan melipatgandakan produksi.

Jika beralih ke tomat organik setidaknya dapat memotong jumlah asupan residu pestisida dalam perut.

Kelima adalah konsumsi apel. Buah ini menduduki urutan nomor dua yang paling banyak dimakan saat segar setelah pisang. Apel menduduki urutan kedua yang paling populer dijadikan jus setelah jeruk.

Di lain pihak apel adalah salahsatu buah yang paling banyak terkontaminasi pestisida. Kabar baiknya, saat ini makin banyak gerai buah yang menjual apel organik dan harganya pun tidak terlalu mahal.

Urutan selanjutnya adalah beras. Tidak termasuk makanan yang diajurkan untuk beralih ke produk organik dalam daftar Dr Greene, karena bahan pangan ini adalah makanan pokok terutama untuk kawasan Asia.

Beralih ke beras organik akan sangat baik karena nasi adalah makanan yang dikonsumsi setiap hari dari segala usia. [L1]

Entin Supriati, Kontributor INILAH.COM

Leave a comment